Gedung FITK Lt 4, BERITA PBA Online— Program Studi Pendidikan Bahasa Arab baik jenjang S1 maupun S2, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK), UIN Syarif Hidayatullah Jakarta telah sukses menggelar pertemuan ilmiah bertajuk ‘Problematika Pengajaran Bahasa Arab di Indonesia’. Pertemuan perdana yang dihadiri oleh para dosen ini digelar di Ruang Dosen Prodi Pendidikan Bahasa Arab, Gedung FITK Lantai 4, Selasa (19/9/2023). Selain diadakan secara luring, kegiatan ini juga digelar secara daring melalui zoom meeting yang dihadiri oleh para mahasiswa dan alumni PBA UIN Jakarta.
Pertemuan ilmiah menghadirkan seorang pembicara yaitu Syamsul Arifin, M.Pd. dan moderator Dr. Wati Susiawati, M.A., keduanya merupakan dosen prodi PBA FITK UIN Jakarta, dengan diawali sambutan oleh Kaprodi PBA Mukhshon Nawawi, M.A.
Dalam sambutannya, Mukhshon menuturkan, pertemuan ilmiah ini merupakan kegiatan perdana program studi PBA untuk menghadirkan atmosfer akademik yang berkualitas di bidang pembelajaran bahasa Arab.
“Kegiatan ini kita namakan dengan الملقى العلمي في اللسانيات التعليمية / Multaqaal Ilmiy fi al-Lisaniyyat al-Ta’limiyyah (MILT) yang rencananya akan diselenggarakan sebulan sekali dengan maksud untuk menciptakan atmosfer akademik yang berkualitas di bidang terkait dengan pembelajaran bahasa Arab” ujarnya.
Multaqa ini tidak terbatas hanya untuk dosen PBA saja namun juga untuk umum yang bisa melibatkan para mahasiswa dan alumni. “Dalam pelaksanaannya kita bisa melibatkan banyak pihak yang lebih luas termasuk mahasiswa dan alumni sehingga manfaatnya bisa dirasakan oleh banyak kalangan” tambahnya.
Dalam presentasinya, pembicara menyampaikan analisanya terkait tiga faktor yang menjadi penyebab utama bahasa Arab tidak dapat dikuasai dengan baik, yaitu faktor kebahasaan, faktor masih terdapatnya kendala kurikulum dan faktor keadaan sosial budaya Indonesia yang tidak mendukung terciptanya suatu lingkungan berbahasa Arab, kecuali di pesantren tertentu. “Menurut saya ada tiga faktor kenapa pengajaran bahasa Arab sampai hari ini masih problem, yaitu faktor kebahasaan, faktor kendala kurikulum dan faktor keadaan sosial budaya” terangnya.
Di akhir sesi pertemuan diadakan diskusi dan tanya jawab terkait materi paparan yang telah disampaikan oleh pembicara, diskusi berlangsung aktif dan hangat.
Multaqa ini banyak mendapatkan respon baik dari peserta, diantaranya disampaikan seorang alumni bernama Nunung yang memperoleh manfaat setelah mengikutinya, dan seorang mahasiswi bernama Elsa yang berharap kegiatan ini terus berlangsung. “Alhamdulillah dapat ilmu baru, semoga kegiatan ini terus berlanjut agar menambah wawasan dan keilmuan dalam pengajaran bahasa arab” ujarnya. (Hsn)